Teknik hidroponik sistem drip terkenal efisien. Selain efisien, teknik hidroponik ini juga mampu memberikan hasil yang maksimal. Kendati demikian, masih ada sebagian orang yang belum mengenalnya dengan baik.

Pada dasarnya, teknik hidroponik ini menerapkan sistem irigasi tetes dalam menyalurkan nutrisi ke akar tanaman. Penyaluran nutrisi tersebut juga memanfaatkan selang irigasi dengan dripper. Supaya hasilnya sesuai rencana, waktunya diatur menggunakan timer.
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Hidroponik Sistem Drip
Dalam penerapannya, teknik hidroponik ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Untuk pembahasan pertama, kita akan mengupas tuntas seputar kelebihannya terlebih dulu.
1. Tanaman Tidak Kekurangan Nutrisi
Salah satu kelebihan teknik hidroponik sistem drip yaitu tanaman tidak kekurangan nutrisi. Hal ini karena cairan nutrisinya langsung menetes ke akar tanaman.
2. Fleksibilitas Ruang Tanam
Poin satu ini terpapar di akun Instagram @kebun_stroberi_casafarm. Akun tersebut menjelaskan bahwa tanaman dengan sistem hidroponik ini bisa ditanam di tempat manapun itu.
Baik itu ditanam di luar ruangan (outdoor) maupun dalam ruangan (indoor), tetap mampu memberikan hasil menggiurkan. Menariknya lagi karena tanaman hidroponik ini bisa memanfaatkan beragam jenis media tanam atau wadah.
3. Suplai Oksigen Memadai
Kelebihan teknik hidroponik sistem drip berikutnya yakni suplai oksigen ke tanaman sangatlah memadai. Hal ini karena akar tanamannya tidak sampai terendam ke dalam air. Oksigen juga terbawa lewat cairan nutrisi yang menetes ke akar tanaman.
4. Pengendalian Hama Lebih Baik
Ketika menanam tanaman, hama memang jadi bibit penyakit. Namun hal tersebut tidak akan mengancam tanaman yang ditanam dengan sistem hidroponik ini.
Hal ini karena sistem hidroponik tersebut memungkinkan pemiliknya bisa mengendalikan hama secara efektif. Tanaman pun bisa terhindar dari berbagai jenis penyakit yang mengganggu pertumbuhannya.
5. Hemat Listrik dan Biaya
Listrik dan biaya juga lebih hemat apabila menerapkan teknik hidroponik ini. Hal ini karena cairan nutrisinya dipompa ke dalam penampungan cairan di tempat cukup tinggi.
Cairan nutrisi pun turun menetes akibat gravitasi bumi. Saat menjalankan sistem hidroponik ini, kinerja pompa juga tidak sampai 24 jam.
Selain hemat listrik, tentu juga bisa irit anggaran karena biaya konstruksi irigasinya terjangkau. Apalagi komponennya juga sedikit sehingga tidak menguras isi dompet.
Terlihat jelas bahwa teknik hidroponik sistem drip ini memiliki banyak kelebihan. Namun dibalik itu semua, ada kekurangan yang mengintainya. Berikut kelemahannya.
1. Harus Konsisten Jaga pH dan Nutrisi
Kekurangan yang pertama yaitu pemiliknya harus senantiasa konsisten dalam menjaga pH maupun larutan nutrisinya. Dengan begitu, tanaman baru bisa tumbuh subur.
2. Harus Rutin Mengecek Selang
Kelemahan teknik hidroponik sistem drip berikutnya yakni harus rutin mengecek selang. Jika tidak melakukan pengecekan secara berkala, selang tetes bisa saja tersumbat kotoran yang terbawa cairan nutrisi.
Untuk kelemahan ini, pernah mengalaminya tahun lalu. Saat menanam buah strawberry dengan teknik hidroponik ini, lupa tidak mengecek selang tetesnya.
Rupanya selang tetesnya tersumbat kotoran. Hal ini bisa terjadi karena aliran cairan nutrisi langsung tersalur ke selang tanpa filter.
Akibatnya, tanaman jadi kekurangan nutrisi karena selang tetes tidak berfungsi secara optimal. Untungnya tidak jadi gagal panen karena langsung menyiasatinya dengan membersihkan selang tetes lantas memasang filter.
Teknik hidroponik sistem drip terbukti efisien dan mampu memberikan hasil maksimal. Supaya hasilnya lebih optimal, sudah semestinya menaruh perhatian penuh pada kekurangan-kekurangan di atas. Dengan begitu, pemiliknya hanya akan mendapatkan keuntungan atau kelebihan dari penerapan sistem pertanian ini.