Multiple Cropping, Solusi Pertanian Modern yang Berkelanjutan
Foto: Istock

Multiple Cropping, Solusi Pertanian Modern yang Berkelanjutan

Posted on

Di era modern seperti sekarang, industri pertanian terus berinovasi untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan serta kondisi lingkungan yang cepat berubah. Berbagai sistem pertanian pun berkembang pesat. Salah satu terobosan yang menjanjikan adalah multiple cropping.

Konsep pertanian unik tersebut telah diterapkan secara luas di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan tujuan meningkatkan produktivitas, memaksimalkan penggunaan SDA, hingga mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman. Mari kita bahas lebih detail.

Multiple Cropping, Solusi Pertanian Modern yang Berkelanjutan
Foto: Istock

Mengenal Sistem Pertanian Multiple Cropping

Multiple cropping alias polikultur dapat kita definisikan sebagai sistem pertanian yang mengombinasikan berbagai jenis tanaman. Mereka tumbuh dalam lahan yang sama atau selama satu musim tanam. Tanaman yang ditanam bisa berupa berbagai komoditas. Sebut saja sumber pangan nabati, hortikultura hingga tanaman industri.

Pada dasarnya, sistem pertanian multi cropping atau dalam bahasa Indonesia tumpang sari sudah ada sejak lama. Hanya saja, belakangan ini kian populer di kalangan petani modern. Banyak orang mulai menggunakan konsep tumpang sari karena diklaim lebih menguntungkan.

Salah satu sosok yang sukses menerapkan pertanian tumpang sari adalah Dwi Sartono. Seorang alumni Universitas IPB asal Kota Wonogiri yang menekuni pertanian tumpang sari sejak 2018. Dalam channel YouTube Kementerian Pertanian, Dwi Sartono membagikan pengalamannya selama bertani.

Menurut keterangannya, tujuan utama penggunaan konsep multiple cropping ini awalnya untuk mengolah lahan pertanian tandus. Mengingat sejak dulu, kawasan Wonogiri memang terkenal dengan lahan kering. Selama hampir 7 tahun bertani, berikut beberapa keuntungan yang Dwi Sartono peroleh dengan pertanian tumpang sari.

1. Mendongkrak Produktivitas Lahan

Manfaat utama sistem tumpang sari adalah peningkatan hasil panen meski dari lahan yang terbatas serta kering. Sebagai contoh, Dwi Sartono mengombinasikan penanaman berbagai jenis sayuran, buah-buahan hingga bunga.

Sistem tanamnya pun terstruktur. Misalnya, bekas lahan melon, dibersihkan dan ia gunakan kembali untuk menanam tanaman rambat lainnya. Seperti kacang panjang, pare dan mentimun. Begitu juga dengan bagian lahan lain.

2. Meminimalisir Kerugian Petani

Mengingat sistem multiple cropping mendukung keberagaman tanaman, maka petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat satu kegagalan. Misalnya, salah satu tanaman gagal karena faktor hama. Sementara hasil tanaman lainnya berhasil, maka keberhasilan ini dapat menutup kerugian yang ada. Hal yang sekaligus mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas.

3. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya

Sumber daya seperti air, tenaga kerja dan nutrisi tanah dapat petani manfaatkan secara lebih efisien. Keberagaman tanaman seringkali memiliki kebutuhan yang berbeda. Sedangkan sistem tumpang sari dapat kita susun sedemikian rupa guna menghindari kompetisi berlebihan antar tanaman.

4. Meningkatkan Pendapatan Para Petani

Dengan adanya diversifikasi, para petani semakin mudah mendapatkan penghasilan yang lebih stabil. Ini mampu mengurangi ketergantungan pada satu sumber pemasukan saja. Dalam hal ini, Dwi Sartono membuat terobosan dengan menciptakan wisata edukasi pertanian (agrowisata). 

Di mana ia membuka kawasan supaya pengunjung bisa memetik sendiri sayuran serta membelinya langsung dari outlet. Dengan demikian, harganya lebih terkontrol karena langsung menyasar konsumen dan keuntungannya terbilang melimpah.

Tantangan Implementasi Tumpang Sari

Kendati menawarkan banyak manfaat, Dwi Sartono juga menjelaskan bahwa metode tumpang sari tak lepas dari tantangan. Tantangan paling besar yaitu serangan hama dan penyakit. Seperti hama di satu tanaman menyerang ke komoditas lain. Namun, berbekal pengalaman dan upaya terus belajar untuk mengenali hama, bisa menjadi solusi efektif.

Secara keseluruhan, multiple cropping adalah strategi pertanian yang menarik di zaman sekarang. Meskipun untuk mendapatkan hasil optimal, perlu pengelolaan yang cermat, namun hasilnya dapat menunjang ketahanan pangan. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan impor. /Edit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *